Minggu, 28 Februari 2016

Because of the Rain...

"Di bawah rintikan hujan, aku menikmati keheningan yang menyelimuti kita."

--

.

.

.

Kalian tahu apa yang aku sukai dari hujan?

Hujan tidak pernah mengeluh walaupun ia tahu bagaimana sakitnya saat ia jatuh.

Ya aku tahu, kalian sudah sangat sering mendengar kalimat itu.

Tapi, aku sangat menyetujuinya.

Dan sekarang, hujan sedang turun mengguyur sebagian dari bumi.

Aku memandangi tetesan air hujan yang semakin lama semakin deras.

Aku memandanginya hingga aku tersadar bahwa, memejamkan mata di bawah derasnya hujan itu sangat nyaman.

Aku menikmati saat-saat hujan seperti ini.

Dan yang paling aku nikmati saat hujan ini adalah, aku dapat menikmati indahnya hujan bersama denganmu.

Walaupun kita hanya berdiri berdampingan di depan kelas sambil menikmati hujan.

Walaupun mulut kita seakan bisu sehingga tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut kita.

Walaupun seperti itu, aku menikmatinya.

Ya, aku menikmati keheningan yang menyelimuti kita.

Rabu, 17 Februari 2016

Seharusnya...


“Seharusnya. Seharusnya. Seharusnya. Berapa banyak kata seharusnya yang harus keluar lagi di kepalanya?” –vihara1899

Seharusnya dari awal emang nggak usah kenal aja kalo ujung-ujungnya kayak gini.

Seharusnya dari awal emang nggak usah kenal sama kata yang namanya penasaran.

Seharusnya dari awal aku nggak usah bilang ke siapa-siapa.

Seharusnya dari awal aku simpen sendiri dan biasa aja.

Seharusnya dari awal aku bisa jaga sikap.

Seharusnya dari awal aku punya keberanian buat nyapa kamu secara langsung.

Seharusnya dari awal aku sikapnya biasa aja biar kamu nggak ngejauh dari aku.

Seharusnya dari awal aku bisa temenan sama kamu.

Seharusnya dari awal aku bisa deket sama kamu.

Tapi, kenapa semuanya terasa semu?

Kenapa semuanya terasa salah?

Kenapa semua ini semakin terasa jelas kalau kamu, tidak ditakdirkan untukku walaupun hanya untuk menjadi sebatas teman saja...